I chat again with my friend..
yang pernah saya bahas di post sebelumnya. Dia bilang, ok, i've read your post.. "biarin ajah, biar kapok dia. biar temen temennya dia juga gak ngajak dia maen lagi. rasain deh lo ntar..."
She still the same person like 5 years, no. 10 years ago when i met her. sorry for this post girl, anggap saja ini post bukan untuk konsumsi publik, tidak ada juga orang yang tau kok siapa yang saya tulis.
Saya jadi pengen bercerita, mengeluarkan pendapat pada tepatnya. Kemarin saya baca blognya Diana Rikasari .. blogger terkenal yang buat saya bikin blog ini. She's so damn right, Love is everything, tapi mencintai orang lain beda dengan mengebiri orang itu (again sorry girl, i think that you've done so)
"I am in love with S, but he is not my whole world. He is metaphorically, but in real life, I need my friends just as much as I need S, my family, my work and self-being."
Mendengar ucapan teman saya, saya jadi berfikir, They build a family, with a son.. tapi sang laki-laki, masih suka maen futsal sama teman-teman nya, daripada menemani istrinya belanja bulanan buat anaknya. Istrinya, setengah mati marah-marah di facebook dengan harapan suaminya kapok, dan teman-temannya berhenti ngajak dia main...
Siapa yang salah?
Coba sekarang saya memposisikan diri saya, D(who is my boyfriend), punya teman yang banyak sekali waktu saya pertama kenal dia. Pertama kali kita pergi bareng, dia ajak saya ke tempat dia dan teman-temannya nongkrong, yang ternyata, banyaaaak banget, sampe bikin saya grogi. 1 tahun pertama, malam minggu, saya selalu dibawa dia nongkrong bareng temen-temennya, saya hormati dia, saya tidak pernah protes dia di depan teman-temannya, saya protes, waktu dia sudah antar saya pulang, hanya, di depan dia.. Dan.. saya bisa bilang, ditahun kedua, saat saya sudah amat sangat bosan dengan teman-temannya, mungkin saya sudah buat dia jatuh cinta. Dia bilang, "ok, fine, waktu saya buat kamu adalah hari sabtu dan minggu, selebihnya, biar saya menentukan nya sendiri". Dia mengatakan itu karena dia cinta saya.... (that's what i believe till today)
This is our 5th years, and he never miss a single saturday with me.. sometimes we do spend with our friends, but we never argue about it anymore, coz, it's only sometimes, not everytime.
"nanti lo rasain sendiri deh".. sorry girl, i wont marry a guy like that (ketok ketok amit amit meja), you know my taste lah.. then i think, maybe it's the girl who can't make the guy fallin love with her.. totally... " (sorry, it's again just my opinion)
Please, never say.. "nanti lo rasain sendiri deh".. talk to another person girl, but never talk like that to me...
Tuesday, September 28, 2010
5
RainbowSun: Pelajaran hari ini...
I chat again with my friend.. yang pernah saya bahas di post sebelumnya. Dia bilang, ok, i've read your post.. "biarin ajah, biar ...
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
secara pribadi gw selalu tersentak dengan kata-kata "nanti lo rasain sendiri deh" dari siapapun tentang apapun dalam kondisi bagaimanapun.. seakan semua kehidupan setiap orang sama..padahal belum tentu..
ReplyDeletebuat gw sih,ga cukup jatuh cinta waktu pacaran,became cuek setelah menikah itu kurang tepat..
betul,suami gw juga punya hobi yang kadang sampe gw pernah dicuekin,ato kalo kita lagi ke jogja dia pergi aja gitu sampe midnite ke rumah temennya sedangkan gw ketakutan sendirian di kamar (oh jangan tanya kenapa gw ketakutan,tepat diluar kamar itu pekarangan tetangga yang menyeramkan),tapi kita perempuan juga mesti punya trik untuk itu...
jangan tanya gimana karena tiap orang unik dan yang cukup mengenal dekat orang tersebutlah yang tahu betul caranya
dan mencak-mencak di depan umum (apapun medianya,secara "live" atau tidak) cuma akan membuat diri sendiri terlihat konyol dan immature
marah sih sah-sah ajalah,cuma caranya mesti cerdik (dan gw masih bertahan di level membuat pasangan merasa bersalah dengan ke-apatis-annya wuahahahahaha :D)
panjang ya boooowww...embeeerrr... :D :D
hehehehe, gw suka kata lo di paragraf terakhir nda.... same here !!!!
ReplyDelete